Pemuda Katolik Sulut Sampaikan Duka Cita Mendalam atas Berpulangnya Mantan Ketua Joost Tambayong |
Soal Laporan Menelantarkan Istri, Noudy: Ini Fitnah, Soal Orang Ketiga Itu Hoax
Kantor Mapolda Sulut.(foto istimewa)
Manado-
Oknum Direktur Institut Pemerintahan Dalam Negeri (PDN) Kampus Tampusu, Minahasa, Sulawesi Utara NRT alias Noudy yang selama ini diam, akhirnya buka suara terkait duduk persoalan yang menimpah biduk rumah tangganya hingga berujung pada laporan dugaan penelantaran istri di Mapolda Sulut bernomor LP/512/X/2021/SPKT.
Ia mengatakan, laporan yang dilayangkan SM alias Sintia jauh dari fakta dan sangat tidak mendasar. Kata dia, sejak pernikahannya berjalan tahun kedua, sudah mulai ada keretakan.
"Cek-cok dan perselisihan itu terjadi bukan karena ada orang ketiga seperti yang disampaikan,"ujarnya kepada koranmanado.co.id, Minggu (16/01/2022)
Noudy kemudian melanjutkan duduk persoalan sebenarnya. Sebagai duda anak dua dari istrinya yang sudah meninggal, dia ingin membangun kembali biduk rumah tangga harmonis dan bahagia. Ia berharap, dengan hadirnya Sintia di tengah-tengah keluarga kecilnya, Sintia bisa menjadi sosok ibu yang melindungi dan menjadi penutan bagi anak-anaknya.
"Dalam keluarga ada perselisian. Anak-anak saya beberapa kali tidak akur dengan mamanya (ibu tiri). Tidak saling bicara. Sebagai kepala rumah tangga, saya selalu berdiri di tengah. Selalu memediasi dan rekonsiliasi, meminta anak-anak mengalah. Bukan cuman itu, bahkan pernah pendeta datang memediasi. Kami berpelukan, berdoa bersama dan saling memaafkan. Itu saya lakukan agar rumah tangga ini tetap harmonis. Tapi hanya beberapa minggu saja anak-anak dan mamanya akur, mereka kembali cek-cok. Itu berjalan bertahun-tahun. Saya terus bertahan untuk selamatkan rumah tangga ini,"ucapnya.
Puncak dari semua itu kata Noudy, saat dirinya tugas luar. Perselisihan anak-anak dan istrinya terjadi. Buntut dari persoalan itu hanya gara-gara kedua anaknya ingin memajang foto ibu kandung mereka di dinding rumah, tapi dilarang ibu tirinya.
"Pulang dari tugas. Saya lihat mereka tidak akur. Saya tegur anak-anak, dan tanya kenapa kalian tidak bisa akur dengan mama? Mereka jawab, mereka hanya ingin pajang foto almarhumah ibu mereka, tapi tidak diperbolehkan makanya terjadi cek-cok. Anak-anak mengalah dan tidak jadi pajang foto almarhumah ibu mereka,"ujarnya.
Bukan hanya itu, harapan dirinya hidup bersama Sintia hingga mati, justru berujung pada kesepakatan perceraian. Masalah demi masalah terus terjadi. Bahkan kata dia, hal sepeleh antara mereka berdua pun berujung cek-cok.
"Bertahun-tahun semua usaha saya buat sepertinya sia-sia. Dan itu berulang-ulang. Sebagai kepala rumah tangga, saya penuhi kebutuhan ekonominya. Mendukung studinya. Sebagai suami saya butuh diperhatikan. Termasuk sarapan pagi dan sebagainya. Apalagi saya kerja. Tapi justru dia keluar dari rumah. Semua pakaian dan barang-barangnya dibawa. Saya tidak pernah mengusirnya. Sebelumnya juga (pernah keluar dari rumah) meninggalkan saya dan anak-anak. Tapi waktu itu saya jemput dia kembali ke rumah,"kata Noudy.
Pertengahan 2020. Kata Noudy, dia dan istrinya sama-sama sepakat untuk bercerai. Proses itu mereka lakukan bukan karena orang ketiga. Keduanya menandatangani surat kesepakatan perceraian di kantor kelurahan Mapanget.
"Jadi, dia yang meninggalkan rumah. Sudah satu tahun meninggalkan saya dan anak-anak. Tanpa kabar. Itu yang membuat saya minta bercerai. Surat itu mengetahui pemerintah kelurahan. Sekarang masih berproses perceraian,"jelasnya.
Terkait laporan yang Sintia layangkan di Polda Sulut terkait penelantaran istri, dan surat aduan ke Rektor IPDN soal tuduhan perselingkuhan, Noudy menyampaikan semua itu tidak mendasar. Dirinya merasa ada fitnah dibalik laporan dan tuduhan itu.
"Bagaimana saya menelantarkan istri saya. Justru dia yang keluar dari rumah sejak satu tahun lalu. Justru dia yang menelantarkan saya dan anak-anak. Meski proses penceraian yang kami sepakati bersama sedang berjalan pun saya masih membiayainya. Beberapa kali saya tranfer uang ke dia. Lalu sekarang dia bikin laporan penelantaran. Soal tuduhan perselingkuhan, itu fitnah dan hoax. Tim investigasi dari IPDN sudah turun ke Kampus dan hampir satu minggu di sana. Hasilnya tidak ada bukti. Tuduhannya itu membabi buta tanpa dasar,"ketusnya kesal.
Meski begitu, Noudy mengaku menghormati proses yang sedang berjalan di Polda Sulut terkait laporan yang dilayangkan istrinya. Terkait proses penceraian, kata dia terus berjalan.
"Soal laporannya di Polda, saya serahkan ke aparat penegak hukum. Saya menghormatinya. Terkait proses perceraian yang sudah disepakati bersama, saya sudah ajukan surat permohonan cerai ke lembaga. Ke pak Rektor,"pungkasnya.(nal/*)
0 Komentar
Add Comment