Sebelum Meninggal Galfi Bilang Lengan Kirinya Sakit, Keluarga Cerita Kronologi Usai Disuntik di Posyandu Desa Tungoi Satu

Sebelum Meninggal Galfi Bilang Lengan Kirinya Sakit, Keluarga Cerita Kronologi Usai Disuntik di Posyandu Desa Tungoi Satu

Keluarga sangat betduka dengan meninggalnya anak mereka.(foto istimewa)


Bolmomg, KORANMANADO.CO.ID- Sungguh malang nasib yang dialami Galfi Modeong, Balita umur 1 tahun 9 bulan itu merupakan anak semata wayang dari pasangan suami istri Riko Modeong dan Artika Tampoi warga Desa Tungoi 1 Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong).

Berharap anak tumbuh sehat dan kuat dengan mengikuti program Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) anak, namun musibah yang didapat. Anak mereka yang dibawah ke Posyandu pada Jumat 14 Februari di Balai Desa Tungoi 1 dan mendapat suntikan dari petugas Puskemas Tungoi, sesampainya di rumah mengalami demam panas tinggi hingga meninggal.

Peristiwa itu pun mengegerkan masyarakat desa setempat. Menurut penuturan Riko Modeong ayah kandung anak balita (Galfi Modeong), sebelum anaknya dibawah ke Posyandu di Balai Desa pada hari Jumat 14 Februari 2024, pukul 09 Wita, dalam keadaan sehat.

Bahkan masih sempat makan nasi pakai air. Paginya itu Anak terlihat sangat aktiv bermain hingga minta di foto kepada ibunya dan bergaya didepan kamera.

"Pukul 10,30 Wita, anak selesai menjalani suntikan oleh petugas dari Puskesmas. Sampai di rumah, anak mengeluh sakit di lengan kirinya bekas suntikan sampai dia tidak kasih disentuh, malamnya anak mulai panas, rewel menangis hingga tidak mau lagi makan dan minum susu.

Melihat kondisi anak sudah seperti itu saya dan ibunya mulai panik dan berusaha menenangkan diri berharap bahwa itu hanyalah reaksi obat suntikan.

Pada pukul 04 subuh anak mulai tidak sadar dan kedinginan, hingga saya dan ibunya memutuskan membawa anak ke klinik yang ada di Desa Mopait, usai azan subuh.

Namun sesampainya di klinik pukul 5,30 Wita, setelah diperiksa oleh perawat pemilik klinik, anak saya perawat katakan sudah meninggal. Pada posisi itu saya dan istri tidak percaya hanya bisa menangis memeluk anak kami yang terbaring kaku.

Perasaan sakit dan penyesalan sudah campur aduk dalam hati, melihat anak yang tadi pagi sehat masih bermain bercanda dengan kami kini telah meninggal dengan kondisi menahan sakit pasca disuntik di Posyandu," kata Riko dan Istrinya bercerita sambil terisak menangis berlinang air mata, saat dikunjungi Wartawan ini di kediaman mereka di Desa Tungoi 1.

Lebih sakitnya lagi kata dia bercerita, setelah melihat kondisi badan anaknya yang lengan sebelah kiri bekas suntikan dan badan sampai kaki, memar membiru seperti hangus. 

"Kami sudah ikhlas, tapi membuat hati kami terpukul dan sakit, kenapa lengan bekas suntikan dan badan anak kami memar membiru, padahal sebelum anak dibawah ke posyandu kondisi lengan dan badan anak kami sedang baik-baik saja tidak seperti itu.

Tolong pihak Puksemas dan pemerintah kasih kami penjelasan. Kami juga meminta kepada pihak aparat kepolisian agar bisa membantu kami, tolong selidiki kasus yang menimpa anak kami. Kami mengharapkan keadilan," ujarnya dengan berlinang air mata.

Sementara itu, upaya konfirmasi ke Kepala Puskesmas Tungoi Rundungan Febrina Mahulete, hingga berita ini dipublish, belum ada tanggapan. Dihubungi via WhatsApp (WA) di nomor 0853 9855 xx81 belum ada balasan. (Nox)

1 Komentar

  • Wartawan ga bisa bahasa indonesia Dibawa ke posyandu bukan dibawah ke posyandu Bedakan mana pake H dan tidak

Add Comment