"Inikah yang Dibilang Saya Bersumpah?" Ujung Tombak KPU Tomohon Layak Dicurigai

Aksi oknum KPPS di Kota Tomohon.(foto rangkapan layar)


Tomohon, KORANMANADO.CO.ID- Vidio empat oknum anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), Kota Tomohon yang joget-joget sambil tertawa dan asik mengacungkan tiga jari "salam metal", yang identik dengan PDI Perjuangan turus menjadi topik hangat di media sosial.

Warganet mengecam keras aksi tersebut. Mereka menganggap selain berperilaku tidak netral. Padahal para oknum KPPS ini digaji dari uang negara yang diambil dari pajak rakyat untuk menyelenggarkan Pilkada Tomohon  berdasarkan sumpah dan janji sebagai penyelenggara.

"Ini kah yg dong bilang,, saya ber janji, saya bersumpah. Usut sampe dp loku. Pasti so suap dorang,"tulis @wellemaror di salah satu group media sossial, Jumat (29/11/2024).

"Kpps nda menjaga netralitas penyelengara pke baju logo KPU kong angka2 jare bagitu, parcuma ada lantik pa ngoni nintau waktu ada bimtek ngoni ada bking apa sto... Dpa pa kita pe KPPS ta ganti smua tu org2 model bgini. Nintau le rekapan butul ka nyanda kong so evoria bgtu. Dorang nintau drg pe PPS mo tangkis drg pe dosa ini di pleno kecamatan biongo..."tulis @christnnycheind.

Aksi anggota KPPS yang menjadi ujung tombak KPU Tomohon dalam melaksanakan proses pencoblosan dan perhitungan suara di TPS boleh dibilang berani.

Pasalnya, mereka berjoget seakan-akan merayakan kemenangan dari salah satu pasangan calon (paslon) Walikota-Wakil Walikota nomor urut 3 yang diusung PDI Perjuangan.

"Bukti fisik 95% Kpu dong pe orang, gbu jo," tulis @angelygisellapitoy sambil memasang emot malaikat.
"Ini salah satu bukti kuat bhw ketidak netralan dari pihak penyelenggara pemilu..angka 3 tiga jari," tambah akun @welhelmustobias

Pasca kejadian memalukan itu, warga Tomohon dikejutkan dengan beredarnya pesan singkat diduga dari grup WhatsApp. Bukan menyelesaikan masalah, pesan itu justru terkesan ikut membantu dan membela perilaku para oknum KPPS yang sudah terlanjur viral.

"Rekan-rekan, mohon kepada rekan-rekan teman terkait video viral KPPS di TPS Tomteng, semua diperintahkan KPU baik PPK, PPS, KPPS, dan sekretariat untuk bergerak kita spam berita yang ada baik di grup FB, di wall FB dll. PPS perintahkan ke KPPS, torang semua bergerak sekarang... bila kemudian video ini muncul lagi di medsos, terus laporkan sebagai SPAM begitu seterusnya. Torang jaga nama baik lembaga, jangan tercoreng dengan hal-hal yang demikian," bunyi pesan singkat yang diduga berasal dari oknum di KPU Tomohon.

Terkait hal ini, peran KPPS sampai PPS, dan PPK di Kota Tomohon layak dicurigai dan patut diduga kuat tidak netral. Apalagi dengan kejadian-kejadian di lapangan saat dan pasca pencoblosan.

Seperti diketahui, pasca pencoblosan 27 November, publik Kota Tomohon dibikin heboh dengan beredarnya dua vidio pendek yang memperlihatkan sejumlah oknum KPPS sedang berjoget diiringi lagu Esa Mokan.

Lagu yang sudah di remix itu diputar dalam lokasi TPS, selain berjoget mereka mengangkat salam tiga jari (salam metal). Vidio pertama berdurasi 36 detik memperlihatkan empat orang.

Dua perempuan dan dua laki-laki. Sambil berjoget dan tertawa, mereka asik mengacungkan tiga jari "salam metal". Salam itu identik dengan PDI Perjuangan.

Keempat oknum KPPS ini masih mengenakan seragam lengkap celana panjang hitam dipadu kaos kerah lengan pendek abu-abu muda (light grey). Nampak logo KPU terpampang di dada samping kiri dan nametag tergantung di leher.

"Banteng batandu," ujar salah satu oknum diduga KPPS seraya mengacungkan "salam metal" sambil meniru gerekan banteng.

Vidio kedua hanya berdurasi 16 detik. Tapi dalam vidio tersebut memperlihatkan jelas dua kotak suara berwarna putih dengan kode biru dan merah di lubang kertas surat suara. Oknum KPPS itu terus berjoget sambil mengangkat tiga jari.

Meski berita dan vidio ini sudah viral di media sosial, pihak KPU Kota Tomohon belum berani memberikan klarifikasi. Padahal, aksi empat oknum KPPS itu merupakan ujung tombak dari KPU dalam rangka pelaksanaan pemungutan suara di TPS.(onal)

0 Komentar

Add Comment