Pilkada Minahasa Itu Ngeri-ngeri Sedap, Ada Prabowo Efek dan "Tsunami Politik"
Di era kepemimpinan ROR-RD Ibu Kota Minahasa, Tondano semakin cantik dan menawan.(foto istimewa)
Catatan: Donald Taliwongso
KORANMANADO.CO.ID- Pasca tiga pasang calon (Paslon) ditetapkan sebagai peserta pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, konstalasi politik di Kabupaten Minahasa langsung berubah.
Jika melihat konsistensi Partai Politik (Parpol) di Minahasa, publik akan bercermin pada Pemilu 2024. Hanya ada dua Parpol yang layak disebut konsisten, yakni PDI Perjuangan dan Partai Gerindra. Bukan hanya konsisten, dua Parpol tersebut juga berprestasi.
Mari kita lihat. PDI Perjuangan meraih 19 kursi di DPRD Minahasa, atau bertambah 2 kursi di Pileg 2024-2029. Konsistensi dan prestasi itu tak lepas dari struktur partai yang matang, kader militan serta kejelian Parpol memilih Caleg berkualitas.
Dari data yang berhasil dirangkum KoranManado.co.id menyebutkan, ada 216.692 suara sah pada Pemilu 2024 di Minahasa. PDI Perjuangan menguasai seluruh Daerah Pemilihan (Dapil) yang berjumlah 6 Dapil.
Di Dapil I, Parpol yang identik warna merah itu meraup 17.086 suara, Dapil II 20.468 suara, Dapil III 16.117 suara, Dapil IV 25.566 suara, Dapil V 8.475 suara dan Dapil VI 15.517 suara. Total keseluruhan 103, 229 suara.
Kemudian Partai Gerindra. Partai besutan Prabowo Subianto ini punya prestasi luar biasa di Minahasa. Pasalnya, pada Pileg 2019-2024, Gerindra hanya mendapat 2 kursi. Namun di Pemilu 2024-2029 naik 6 kursi. Banyak yang berguman, efek Prabowo itu luar biasa.
Di Dapil I Minahasa, Partai Gerindra meraih 6.025 suara, Dapil II 9.263 suara, Dapil III 11.567 suara, Dapil IV 4.125 suara, Dapil V 3.617 suara, dan Dapil VI sebanyak 3.328 suara. Total keseluruhan 37.925 suara.
Kondisi ini berbeda dengan Partai Golkar. Pada Pileg 2019-2024 lalu meraih 6 kursi. Tapi pada Pileg 2024-2029 kehilangan 2 kursi. Entah apa yang membuat Partai Golkar "terjung bebas". Padahal, Parpol ini pernah berkuasa lama di Minahasa.
Total suara Partai Golkar di Minahasa pada Pileg 2024 sebanyak 28.781. Terbanyak di Dapil II dengan 8.199 suara, Dapil IV 6.519 suara dan Dapil I sebanyak 6.239 suara. Sama halnya dengan Partai Demokrat, dari 4 kursi jadi 2 kursi di Pileg 2024-2029. Total 16.468 suara. Terbanyak di Dapil V dengan 5.662 suara.
Jika melihat peta kekuatan politik di atas, Pilkada Minahasa boleh dibilang ngeri-ngeri sedap. Ada yang diuntungkan, ada yang dilemahkan. Kekuatan PDI Perjuangan yang menguasai parlemen jelas diuntungkan. Apalagi dengan tiga calon. Kemudian mereka satu garis dan satu komando pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) di Sulawesi Utara.
Ngeri-ngeri sedap lainnya ada pada Partai Gerindra dengan efek Prabowo Subianto. Ketua Umum Partai Gerindra itu akan dilantik sebagai Presiden pada 20 Oktober 2024 mendatang. Banyak yang berspekulasi bakal ada "Tsunami Politik" di akhir Oktober khususnya di Kabupaten Minahasa.
"Minahasa tanah kelahiran Ibunda Prabowo. Saya titip kampung ibu saya. Minahasa pasti maju jika pilihan Prabowo menang" dan masih banyak lagi bahasa-bahasa yang beredar di masyarakat terkait keinginan Prabowo Subianto soal Pilkada di Tanah Malesung.
Lalu Partai Golkar. Di sini, Parpol belambang Pohon Beringin ini berdiri di persimpangan. Meski di Pilkada Minahasa satu suara dengan Partai Demokrat, tapi di Pilgub pecah kongsi, tidak tegak lurus dan beda garis komando.
Dapat dibayangkan jika hari ini Paslon yang diusung Partai Golkar di Minahasa, berteriak mendukung calon Gubernur si Y, dan besoknya bilang mendukung calon si E. Bisa-bisa akar rumput Partai Golkar jadi bingung. Tapi itulah politik, semua sangat dinamis.
Ngeri-ngeri sedap lainnya ketika kita bicara soal popularitas calon Bupati dan Wakil Bupati. Sejauh ini hanya ada dua nama yang populer dan sangat akrab di telinga rakyat Minahasa, yakni Robby Dondokambey (RD) Wakil Bupati Minahasa periode 2019-2023, dan Vanda Sarundajang anggota DPR RI 3 periode.
Mengupas soal RD, ia berhasil mendampingi Bupati Royke Octavian Roring (ROR) hingga masa jabatan selesai. Memang ada yang bertanya-tanya soal prestasi ROR-RD selama memimpin Minahasa. Tapi mereka lupa, diawal kepemimpinan mereka berdua, kondisi di Minahasa tidak baik-baik saja.
Belum setahun ROR-RD memimpin, Minahasa langsung dihantam Pandemi Covid-19. Manusia di dunia seperti direstart lagi. Bencana kesehatan yang luar biasa ini nyaris melumpuhkan ekonomi nasional, khususnya di Sulawesi Utara termasuk di Kabupaten Minahasa. Di tengah kesulitan itu, terjadilah yang namanya Refocusing.
Hampir 60 persen anggaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Minahasa dialihkan ke penanganan Covid-19. Pemkab Minahasa fokus pada penanggulangan pandemi. Beberapa kegiatan dibatalkan. Rencana strategis, termasuk pembangunan infrastruktur ditunda ke periode berikutnya.
Banyak juga yang belum tau bahwa semua itu dilakukan untuk menjaga stabilitas keamanan, perekonomian serta melindungi rakyat Minahasa dari Covid-19. Setelah hampir 3 tahun dilanda pandemi, berkat kerja keras dan kerja tuntas, ROR-RD berhasil membawa masyarakat Minahasa keluar dari persoalan kesehatan dan berbagai krisis ekonomi global.
"Kalau tidak ada kebijakan seperti itu, perekonomian di Minahasa bisa lumpuh. Rakyat banyak yang jadi korban, tapi syukur semua sudah selesai meski ada yang harus dikorbankan yaitu pembangunan," ucap Jeffy Watung warga Pineleng Dua, Kecamatan Pineleng.
Kini, RD balik bersama Vasung untuk menuntaskan program yang tertunda. Banyak program yang harus dilanjutkan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat di Minahasa melalui pendidikan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).
Bicara soal pendidikan, nama Vanda Sarundajang sangat populer di mata, telinga dan hati ribuan keluarga kurang mampu. Bertahun-tahun ia berjuang di DPR RI agar ribuan anak-anak di Sulawesi Utara, termasuk di Minahasa bisa mendapat beasiswa dan merasakan pendidikan di bangku sekolah. Makanya jangan heran jika Vanda memiliki puluhan ribu pendukung militan yang tersebar merata di 25 Kecamatan di Kabupaten Minahasa.
"Sudah hampir tujuh tahun anak saya dapat beasiswa. Terima kasih ibu Vanda Sarundajang, semoga kedepan bisa dilanjutkan di Minahasa," ujar Ruth Tampun warga Pineleng Dua, Kecamatan Pineleng.
Vanda telah berbuat, begitu juga dengan Robby. Dua publik figur ini datang bukan dengan janji politik kosong. Mereka tidak datang door to door ke rumah-rumah warga lalu jual "kecap manis". Keduanya justru telah berbuat dan ingin melanjutkan semua yang tertunda akibat pandemi.
Popularitas Robby-Vanda di Pilkada Minahasa tidak bisa dianggap sebelah mata. Mereka punya daya pikat yang sangat kuat. Belum lagi ditambah dengan kerja-kerja politik kader PDI Perjuangan yang tersebar sampai di tingkat ranting. Hasil 19 kursi di DPRD itu baru bukti awal.
Pengamat Politik Sulut, Taufik Tumbelaka berpendapat bahwa selain figur calon dan strategi pemenangan tim sukses, kekuatan struktur Parpol menjadi instrumen penting dalam meraih kemenangan di kontestasi Pilkada, termasuk di Minahasa.
"Struktur partai politik juga berperan penting dalam meraih kemenangan. Sebab, struktur organisasi politik yang lemah dan tidak solid, itu sulit meraih kemenangan di kontestasi politik. Apalagi suasana Pilkada ini nyaris sama dengan Pemilu 2024," tandasnya.(dikutip dari berbagai sumber/**)
0 Komentar
Add Comment