Yakob Maryen Serukan AMP Sulut Buka Diri, Jalin Komunikasi dan Kerjasama dengan Pemerintah, TNI/Polri Serta Seluruh Masyarakat
Tokoh senior AMP Yakob O Maryen.(foto istimewa)
KORANMANADO.CO.ID- Menyikapi dinamika perkembangan situasi perpolitikan dan keamanan Papua yang kontras dengan tindakan kekerasan dan aksi-aksi yang mencedrai nilai-nilai HAM, menjadi momok dan mimpi buruk yang terus menghantui.
Hal itu diyakini membawa pengaruh phisikologis ketakutan dan kecemasan bagi para OAP (orang asli Papua) yang saat ini studi di luar daerah Papua, tidak terkeculai bagi segenap AMP (Aliansi Mahasiswa Papua) di tanah Minahasa, Sulawesi Utara (Sulut).
Tokoh senior AMP Yakob O Maryen yang akrab disapa "Kaka Yakob" ini, akat bicara hal tersebut.
"Sebagai melenial Papua yang terpelajar, saya mengajak kepada adik-adik Mahasiswa Papua di kota studi nyiur melambai, untuk saat ini tidak terperangkap dengan isu rasis dan tindakan diskriminasi terhadap OAP,"ujarnya dalam rilis yang dikirim ke redaksi KoranManado.co.id, Selasa (11/07/2023).
Kata Yakob, isu-isu tersebut sengaja diciptakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, untuk menyerang phisikologi OAP.
"Sehingga muncul kecemasan dan kekhawatiran berlebihan akan adanya tindakan/perlakuan rasis dan kekerasan sebagai upaya balas dendam dari masyarakat non OAP,"ucap Maryen.
Mengutip pepatah kuno "dimana bumi di pijak di situ langit di jujung", hal itu tentunya OAP bisa praktekan, solusinya sederhana dengan buka diri, jalin komunikasi dan kerjasama dengan seluruh elemen masyarakat Sulut.
"Terlebih para petugas Pemerintah dan Aparat TNI/Polri, yang senantiasa mengayomi dan melayani kita serta secara mutlak memberikan jaminan perlindungan keamanan kepada kita para OAP,"ujar Yakob Maryen.
Maryen menambahkan, eleman masyarakat Sulut welcome dengan para mahasiswa Papua, semangat toleransi dan kerjasama yang kuat tercermin dalam falsafa adat-budaya Sulut "Torang Samua Basudara", "Baku-baku sayang deng Baku-baku bae".
"Maka hal ini tidak ada alasan membuat kita untuk merasa terkucil dan khawatir. Kuncinya ya sekali lagi hanya mau membuka diri, interaksi, komunikasi dan kerjasama dengan segenap elemen masyarakat.l," tandasnya.(der/**)
0 Komentar
Add Comment